MBAH MAHBUB
Waliyullah pembuka dukuh Ngasinan
Makam Mbah Mahbub sedang di ziarahi |
Di daerah
kecamatan Kebasen Kabupaten Banyumas, nama Mbah Mahbub mungkin masih agak
asing. Namun bagi masyarakat Desa kaliwedi nama ini begitu terkenal. Beliau
adalah seorang tokoh yang membuka grumbul Ngasinan Desa Kaliwedi yang tadinya
masih hutan belantara menjadi sebuah pemukiman penduduk.
Mbah Mahbub
tidak hanya berjasa membangun pemukiman baru, namun juga berjasa besar membuat
pondasi kultur masyarakat Ngasinan menjadi masyarakat dengan kultur Relijius
dan Islami. Beliau menghasilkan keturunan dengan bekal ilmu agama yang cukup
sehingga sampai saat ini grumbul Ngasinan menjadi daerah dengan kultur
keislaman yang dianggap lebih menonjol di bandingkan daerah lainya.
Mbah Mahbub
sendiri bukan orang asli Banyumas, tetapi beliau adalah pendatang yang berasal
dari Dukuh Alang alang amba Desa Girigondo Kecamatan Pituruh Kabupaten
Purworejo. Ada dua fersi tentang silsilahnya, versi pertama Beliau merupakan
keturunan dari Kanjeng Raden Rohmatulloh (Sunan Ampel) dan Kanjeng raden Kosim
(Sunan Drajat). Sedangkan versi kedua beliau memiliki garis keturunan dari kerajaan
mataram Kartasura dan awalnya majapahit yaitu Raja Brawijaya turun sampai Sultan amangkurat
dan sampai ke Ulama terkenal Yaitu Mbah Nur Iman Mlangi Jogjakarta. Wallahu a’lam
Komplek makam Mbah Mahbub di puncak Bukit Resabaya |
Kakeknya
adalah KH Nur Muhammad seorang ulama waliyullah penyebar islam di Kedu selatan
tepatnya di daerah perworejo, sedangkan ayahnya adalah KH Kistubo seorang ulama
terkenal sekaligus Imam masjid di pemerintahan Kutoarjo, atau seorang penghulu (pengulu landrat. KH Kistubo dan Putra
KH Kistubo yang bernama KH Abu Bakar
adalah perintis pengadilan Agama di Kabupaten Purworejo yang di akui sejarahnya
disana.
Makam KH Nur Muhammad alang alang amba |
Berikut ini adalah silsilah Mbah Mahbub dari Kanjeng Sunan Ampel :
1. Kanjeng Sunan Ampel (Raden Rohmat)
2. Kanjeng Sunan Drajat (Raden Qosim)
3. Kyai Ageng Lamongan
4. Kyai Ageng Surya Alam
5. Kyai Ageng Muhammad Ilyas
6. Kyai Zanzani
7. KH Nur Muhammad Alang alang amba
8. Simbah Kyai Kistubo
9. Simbah Kyai Mahbub
Berbeda dengan ayah dan saudaranya (KH Abu Bakar) yang menjadi orang di pemerintahan, Mbah Mahbub memilih pergi ke daerah terasing untuk berdakwah agama islam, di daerah barat. Akhirnya sampailah beliau di grumbul Ngasinan dan bermukim di daerah ini sampai akhir hayatnya.
1. Kanjeng Sunan Ampel (Raden Rohmat)
2. Kanjeng Sunan Drajat (Raden Qosim)
3. Kyai Ageng Lamongan
4. Kyai Ageng Surya Alam
5. Kyai Ageng Muhammad Ilyas
6. Kyai Zanzani
7. KH Nur Muhammad Alang alang amba
8. Simbah Kyai Kistubo
9. Simbah Kyai Mahbub
Berbeda dengan ayah dan saudaranya (KH Abu Bakar) yang menjadi orang di pemerintahan, Mbah Mahbub memilih pergi ke daerah terasing untuk berdakwah agama islam, di daerah barat. Akhirnya sampailah beliau di grumbul Ngasinan dan bermukim di daerah ini sampai akhir hayatnya.
Sampai
sekarang makam beliau ramai di ziarahi, karena masyarakat meyakini bahwa beliau
adalah seorang waliyullah pembawa ajaran
islam ke daerah Ngasinan dan sekitarnya. Dan sampai sekarang makam Mbah Mahbub banyak di datangi peziarah dari bermacam penjuru. Menurut orang orang tua, dulu semasa muda KH Habib Lutfi Bin yahya pekalongan sering bersiarah ke makam mbah Mahbub mengikuti Gurunya KH Abdul Malik Kedung paruk.
Wafatnya Mbah Mahbub tidak tercatat dalam sejarah, namun masyarakat Ngasinan memperingati Haul Mbah Mahbub setiap Minggu pertama Bulan robiul awal, dimana seluruh keturunan Mbah Mahbu dari Ngainan, Leler, Kebasen, sampang, Kesgihan, Kawunganten, Gandrungmangu, Cipari, Sidareja, Majenang ciamis dan lain lain datang untuk menghormati haul Al Maghfurlah simbah Mahbub.
semoga Allah selalu mengangkat derajat beliau sebagai seorang yang dekat dengan Allah SWT. Amin
khaul y setiap pa y.....aq kta y masih keturunan y beliau
BalasHapussemoga bisa jadi refensi kita agar lebih mengenal kekasih alloh....
BalasHapusMaaf, bisa tolong dicantumkan silsilsah keturunan mbah mahbub kebawah ?
BalasHapusUsaha penulisan sejarah yang baik, semoga bisa dilanjutkan ke dan orang lain bisa berkontribusi terhadap kelengkapan sejarah Ngasinan. Barangkali suatu saat akan tinggal kenangan, hal ini akan menjadi hal yang sangat berharga. TTD Sofa at Taftazani
BalasHapusMaaf koreksi sedikit nomor 8 insya'alloh yang benar KH. Muhammad Kastuba, dlm babad Diponegoro disebutkan Syekh Muhammad Kastuba Mursyid Thoriqoh Syathariyah
BalasHapusTerimakasih koreksinya
Hapus