Minggu, 16 November 2014

NGASINAN

Grumbul Ngasinan adalah sebuah grumbul / Dusun / Dukuh kecil yang terletak di Desa Kaliwedi Kecamatan Kebasen Kabupaten Banyumas Propinsi Jawa Tengah. Dari pusat kota Purwokerto berjarak sekitar 20km kearah selatan. Grumbul Ngasinan secara geografis terletak di daerah pelosok (biar gak di bilang wong gunung). Berbatasan dengan grumbul Leler dan Legok, dimana grumbul Leler di dataran rendah sedangkan grumbul legok termasuk daerah pegunungan. Jadi Ngasinan terletak di tengah tengahnya, bukan daerah ratan (datar) bukan pula daerah pegunungan. Walaupun bukan daerah pegunungan, tetapi Ngasinan berhawa sejuk karena daerahnya yang masih perawan dan bukan jalur lalu lintas padat (kecuali go latha lithi wong legok).
Nah, biar pembaca lebih memahami sedikit tentang Ngasinan, penulis akan ceritakan tentang Ngasinan.

1.    Sejarah nama Ngasinan
       Ngasinan berasal dari kata “asin” (rasa garam). Konon katanya, menurut cerita dari embah embah saya dan seluruh embah di Ngasinan, Ngasinan dahulu adalah sebuah hutan belantara yang mana masih banyak hewan liar yang hidup di situ dan di daerah sekitarnya. Di Ngasinan sendiri ada fenomena aneh, yaitu banyak sekali sumber air yang rasanya asin seperti air laut. Hal tersebut tidak di temukan di grumbul sekitarnya, dan sampai sekarangpun banyak tempat di Ngasinan yang airnya asin.
      Karena banyaknya sumber air asin inilah, dahulu banyak hewan liar yang sengaja datang ke daerah ngasinan (waktu masih hutan broo) yang datang untuk minum air, dan kebiasaan hewan datang minum itulah yang kemudian  diberi istilah “ngasin”. So, kata Ngasinan bisa di artikan sebagai “tempat ngasin hewan hewan liar”.
        Orang yang pertama kali membuka daerah ngasinan sebagai pemukiman adalah Mbah Mahbub. Mbah Mahbub adalah leluhur dari seluruh warga Ngasinan. Cerita detail tentang Mbah Mahbub akan saya bahas di post yang lain. Intinya, sudah paham sejarah kata Ngasinan to? sampuuun
2.    Karakteristik Masyarakat
       Masyarakat Ngasinan mempunyai karakter yang unik dan agak berbeda dengan warga di wilayah lain. Antara lain sbb :
-          Memiliki logat bahasa berbeda, yaitu “bandek” atau huruf a di ucapkan o. Seperti “opo, sopo, iyoo, dll”. Hal itu disebabkan Ngasinan adalah keturunan dari orang Purworejo yaitu Mbah Mahbub.
-          Islami.
Ciri inilah yang sangat membuat Ngasinan terkenal. Yaitu tradisi keislaman yang sangat di pegang kuat oleh masyarakatnya. Hal itu bisa di lihat dari cara berpakaianyanya, kegiatan di masjidnya, pendidikan agama dan ngajinya, serta kesemangatan dalam kegiatan yang bersifat islami. Perlu sedulur pembaca ketahui dari gaya berpakaianya orang akan sangat mengenali itu warga ngasinan yatiu kalau sudah masuk asar semua kaum laki laki pasti memakai sarung, koko dan peci. Sedangkan ibu ibu dan remajanya pasti berjilbab ala santri putri. Keren pokoke lah
-          Zuhud
Zuhud itu saya artika dengan tidak materialistis. Warga Ngasinan sangat nrimo dengan urusan harta. Mereka tidak suka berlomba lomba dalam usrusan kekayan, menghormati seseorang juga bukan karena kekayaan, melainkan karena ilmu agamanya, untuk memilih menantu juga tidak memandang harta calon mementunya. Hmmm salut kan?
3.    Sumberdaya alam
      Ngasinan memiliki sumberdaya alam yang melimpah. Selain tanah subur, air cukup, juga memiliki gunung batu yang mengelilinginya. Gunung batu ini di tambang oleh pengusaha pengusaha  luar Ngasinan tetapi sedikit banyak ikut membantu perekonomian masyarakat lokal
      Mungkin ini dulu pengenalan Ngasinan dari saya, mengenai isi dari Ngasinan apa saja akan saya tuli secara detil baik tokoh, tradisi, kegiatan, dll.
Ngasinan di lihat dari atas bukit sebelah barat

 wong ngasinan mayoritas rajin ke mesjid

 Megahnya Masjid Baiturrahman Ngasinan sebagai pusat kegiatan masyarakat

Pemuda sarungan Ngasinan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar